Kamis, 17 Oktober 2013

Reaksi Presiden Sukarno atas Aksi Shalat Navab Safavi di Israel!





Hujjatul Islam Sayid Mojtaba Navab
Savafi pada 11 Azar 1332 Hs pergi ke
Irak. Dari sana ia melewati Beirut dan
setelah itu ke Palestina untuk
mengikuti konferensi internasional
dengan tema "Muktamar Islami". Tuan
rumah konferensi ini adalah Jam'iyah
Inqadz Felestin dan Maktab al-Isra wa
al-Mi'raj.

Konferensi ini diresmikan
tepat malam peringatan Mikraj Nabi
Muhammad Saw.
Ketika Navab Safavi tiba di Baitul
Maqdis, mereka yang hadir di
konferensi ini tengah sibuk melakukan
perundingan.

Perjalanan selama 6 hari Navab Safavi
ke Baitul Maqdis diliput luas oleh
media-media massa dan menyebut
tujuan dari perjalanan ini adalah
mengajak dan menggerakkan kepala-
kepala negara Islam.

Di koran-koran
hari itu tertulis, Navab Safavi
mengunjungi Baitul Maqdis untuk
membentuk front bersatu dan kuat
dalam menghadapi kekuatan asing,
melaksanakan hukum Islam di negara-
negara Islam, pertemuan dengan
kepala negara Suriah dan bertemu
dengan ulama Najaf.

70 tokoh besar dunia Islam ikut hadir
dalam konferensi ini. Di awal
konferensi "Muktamar Islami", Navab
Safavi di hadapan kepala-kepala
negara dan ilmuan Islam
menyampaikan pidatonya. Ia
menyampaikan pidatonya dalam
bahasa Arab dan isinya sangat keras.

Ketika konferensi selesai, Navab
Safavi bersama 70 orang dari kepala-
kepala negara Islam melakukan
kunjungan di perbatasan Baitul Maqdis
untuk melihat dari dekat daerah-daerah
yang diduduki rezim Zionis Israel.
Ketika sampai di dekat perbatasan,
Navab Safavi melihat sebuah masjid
yang sudah rusak di daerah Baitul
Maqdis yang diduduki Zionis Israel. Ia
kemudian berdiri di atas sebuah batu
dan berkata kepada mereka yang
bersamanya,

"Apakah kalian melihat
masjid yang rusak itu? Kita akan pergi
ke sana dan menunaikan shalat di
sana. Siapa saja yang siap menghadapi
syahadah, maka ikuti saya!"

Sayid Navab Safavi kemudian berjalan
dan yang lain mulai bergerak
mengikutinya dari belakang. Ia
menurunkan kawat berduri dengan
tangannya. Tentara Israel yang berada
di sana langsung siaga dan bersiap
menembak. Mereka sangat takjub
bagaimana bisa kepala-kepala negara
dunia Islam mengikuti seorang sayid
muda.

Setelah menyingkirkan kawat duri yang
berada di antara Yordania dan Israel,
Navab Safavi lalu berkata,

"Sungguh
memalukan! Kita umat Islam hanya
bisa pergi ke tanah Palestina dengan
izin Israel."

Sukarno, Presiden Republik Indonesia
setelah kejadian itu bertanya kepada
Navab Safavi, "Mengapa engkau
melakukan aksi itu? Hampir saja
semua yang ikut terbunuh!"

Dengan tenang Navab Safavi
menjawab, "Saya sengaja membawa
kalian agar semuanya syahid. Dengan
begitu, bangsa-bangsa muslim akan
sadar dan bangkit membalas kematian
kepala-kepala negaranya."

(IRIB
Indonesia / Saleh Lapadi)



Sumber: Fars News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar