Selasa, 22 Oktober 2013

Keberanian dan Firasat Imam Khomeini

Ada sebuah kejadian menarik sewaktu Imam Khomeini berada di Paris. Waktu itu, di Iran, Syah telah membentuk dewan kerajaan. Setelah itu, ia melarikan diri ke luar Iran. Kepala dewan kerajaan adalah Sayyid Jalaluddin Tehrani. Sosok Sayyid Jalaluddin cukup terkenal dan ahli nujum (astrologi). Ia punya tulisan tangan yang indah.

Dalam upaya mengobati penyakitnya, ia bertolah ke Paris. Ia menggunakan kesempatan itu untuk menemui dan mengadakan pembicaraan dengan Imam Khomeini. Sesampainya di pintu rumah Imam, ia meminta izin bertemu dengan beliau. Lalu para penjaga menyampaikan kedatangannya kepada Imam Khomeini.
Imam berkata, “Pertemuannya denganku harus dengan syarat: Ia menulis surat pengunduran dirinya dari dewan kerajaan.”

Jawaban Imam disampaikan kepadanya. Dengan tulisannya yang indah, ia menulis surat pengunduran dirinya. Lalu surat itu diserahkan kepada Imam Khomeini.

Setelah membaca surat itu, Imam berkata, “Ini tidak cukup. Karena ada kemungkinan, setelah keluar dari sini, ia akan mengatakan bahwa dirinya terpaksa menulis semua itu; ia harus menulis alasan pengunduran dirinya.”
Pesan itu disampaikan kepada Sayyid Jalaluddin. Lalu ia menulis demikian, “Sesuai pernyataan Imam Khomeini, bahwa dewan kerajaan bertentangan dengan undang-undang dasar, maka saya mengundurkan diri.”

Baru setelah itu, Imam Khomeini mengizinkannya masuk dan bertemu beliau. Di sela-sela pembicaraannya dengan Imam Khomeini, ia berkata, “Sikap ini amat berat dan mencemaskan. Saya takut akan resikonya.” Imam Khomeini berkata, “Engkau sama sekali jangan merasa takut. Syah telah pergi dan sama sekali tak akan pernah kembali!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar